Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Sejarah Palembang, Bunker Jepang Konon Tembus Sungai Musi

image-gnews
Sisa instalasi militer Jepang di Palembang. Bunker Jepang untuk pertahanan di era Perang Dunia II itu kini berdiri dengan rapuh dan tak terawat. TEMPO | Ahmad Supardi
Sisa instalasi militer Jepang di Palembang. Bunker Jepang untuk pertahanan di era Perang Dunia II itu kini berdiri dengan rapuh dan tak terawat. TEMPO | Ahmad Supardi
Iklan

TEMPO.CO, Palembang - Jika berkunjung ke Palembang, wisatawan bisa menikmati wisata sejarah berupa bunker peninggalan penjajahan Jepang. Belum banyak yang tahu di mana dan seperti apa kondisi bunker tersebut. Padahal bunker itu ada di pusat keramaian, sentra aktivitas masyarakat Palembang.

Baca: Menara Quran, Keindahan Tersembunyi di Kota Palembang

Di pusat perkantoran Palembang, tepat di Simpang Charitas, ada sepetak tanah di atas tebing dengan kondisi kosong tanpa bangunan. Lahan itu tampak kontras dengan sisi kiri kananya yang merupakan gedung tinggi, salah satunya bangunan Rumah Sakit Charitas Palembang.

Pada lahan kosong itu, ada bangunan persegi empat yang terbuat dari semen cor dan sudah berlumur. Tembok bangunan yang tak terawat itu sangat tebal dan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama ada di atas berupa persegi empat, sedangkan bangunan kedua di bawah tanah dengan kedalaman 2 meter, ditambah ruang bawah tanah dengan terowongan gelap gulita dan basah. Konon terowongan itu bisa menembus ke pinggiran Sungai Musi.

Bangunan tak terawat di lahan kosong itu adalah bunker buatan Jepang, tak satu orang pun pernah membuktikan desas-desus yang katanya tembus ke Sungai Musi itu. Ternyata bunker peninggalan Jepang tak hanya ada di titik itu. Bunker Jepang lainnya juga ditemukan di kawasan padat penduduk di Jalan AKBP Umar. Jarak dari Bunker Charitas dan Bunker AKBP Umar ini sekitar 3 kilometer.

Sisa instalasi militer Jepang di Palembang. Bunker Jepang untuk pertahanan di era Perang Dunia II itu kini berdiri dengan rapuh dan tak terawat. TEMPO | Ahmad Supardi

Kondisi bunker di Jalan AKBP Umar ini tak terawat dengan kondisi ditumbuhi rumput semak belukar. Bangunan ini memiliki panjang 8,8 meter, lebar 6,4 meter dan tinggi 3,3 meter. Berbeda dengan Bunker Charitas yang persegi empat, bunker ini berbentuk huruf U. Bentuk dasar bangunan adalah persegi panjang dengan dua buah lorong pintu yang terletak pada kedua sisi ujung depan. Di samping itu terdapat menara di bagian belakang dan di bagian atas bangunan tampak mirip cerobong.

Pada kedua lorong bunker di Jalan AKBP Umar itu memiliki atap berbentuk lengkung dan pintu dengan lebar 2,1 meter. Sedangkan pada bagian dalamnya terdapat sekat-sekat ruang dengan dinding cor dengan tebal sekilan pria dewasa.

Baca juga: Mengintip Proses Pembuatan Ikan Salai, Favorit Pelancong

Sejarawan Sumatera Selatan, Farida Wargadalam mengatakan di Kota Palembang memang banyak bunker buatan Jepang. Jumlahnya mencapai belasan dan tersebar dipenjuru Kota Palembang. “Bunker-bunker itu adalah instalasi militer yang berfungsi tempat perlindungan bagi militer Jepang dan menjadi simbol pertahanan,” kata dia, Selasa 19 Maret 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Palembang memang salah satu kota pertama yang diduduki Jepang ketika datang di Hindia Belanda. Bumi Sriwijaya ini diduduki setelah Jepang menguasai Tarakan dan Balikpapan pada tanggal 10 Januari 1942, yang terkenal sebagai daerah pertambangan minyak di Pulau Kalimantan. Alasan Kota Palembang diduduki Jepang karena kota ini salah satu daerah penghasil minyak di Pulau Sumatera. Minyak bagi Jepang sangat penting untuk memasok kebutuhan perang melawan sekutu.

Muhammad Riyad Nes dalam jurnalnya yang terbit di Jurnal Arkeologi Siddhayatra berjudul ‘Tipologi Instalasi Militer Jepang di Kota Palembang’ menyatakan di Palembang ada dua jenis bunker, yakni bunker di daerah perbukitan dan bunker di daerah pertambangan minyak. Bunker di lokasi perbukitan berbentuk persegi dan berbentuk huruf U, di bangunan itu memiliki ruang di bawah tanah, dengan kontruksi beton dengan arah pandang ke Sungai Musi.

Sisa instalasi militer Jepang di Palembang. Bunker Jepang untuk pertahanan di era Perang Dunia II itu kini berdiri dengan rapuh dan tak terawat. TEMPO | Ahmad Supardi

Bunker di daerah perbukitan juga memiliki ruang-ruang yang cukup luas dan ventalasi untuk mengintai musuh dari dalam ruangan, dan mempunyai atap yang datar dengan bangunan terkubur. Juga ditambah terowongan yang panjang dengan jalan yang berbelok-belok. Adapun di daerah pertambangan minyak atau di daerah datar berbentuk persegi empat dengan ukuran lebih besar dari bunker di daerah perbukitan.

Pada bagian dalam bunker ini terdapat ruang tertutup, sedangkan bila ruang terbuka maka tanpa atap. Ruangan yang luas ini berfungsi untuk menampung militer Jepang, juga ada ventilasi untuk mengintai, dan di bagian luar ada tempat meriam ukuran besar. Ini menujukkan bangunan bunker sangat memperhatikan lokasi geografis sebagai lokasi strategis. Bangunan pertahanan di daerah perbukitan guna untuk mengintai dan mengawasi musuh di tempat terbuka, sedangkan banguan bunker di daerah tambang sebagai simbol menduduki daerah tersebut, sekaligus sebagai pertahanan ketika diserang musuh.

Artikel lainnya:
Nyepi di Palembang: Simak Makna Ogoh-ogoh di Tahun Politik Ini

Bunker-bunker yang sudah terabaikan itu, kini tak semuanya bisa ditemui apalagi ditelusuri jejak fungsinya karena hancur dimakan usia. Bunker itu juga sudah banyak yang rusak oleh tangan usil masyarakat. “Situs-situs itu tak terawat karena tak ada hukum perlindangan cagar budaya. Bunker-bunker itu harus dibuat kajian mendalam dan dikeluarkan SK Cagar Budaya,” kata arkeolog Universitas Jambi itu.

Saat ini, sisa-sisa pertahanan Jepang yang dapat ditemukan di Palembang yakni Bunker Charitas, Bunker AKBP Umar, Bunker Karya Ibu, Bunker Jalan Joko, Bunker Jakabaring, Bunker Komplek Pertahanan Jepang Sikam, hingga Bunker Kompleks Pertahanan Udara Jepang Lorong Hikmah.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

6 jam lalu

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

8 jam lalu

Pokmon Scarlet dan Violet, entri terbaru dalam franchise Nintendo yang sudah berjalan lama. (Nintendo)
Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.


Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

11 jam lalu

Ilustrasi toa masjid. Twitter
Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.


2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

12 jam lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia


Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

13 jam lalu

Wisatawan mengambil gambar Istana Kekaisaran saat mengunjunginya di Tokyo, Jepang, 30 April 2019. Prosesi turun takhta Akihito akan dimulai di Aula Pinus, ruangan paling mewah di Istana Kekaisaran Jepang. REUTERS/Kim Kyung-hoon
Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.


Iuran Wisata untuk Siapa

1 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?


Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

1 hari lalu

Duel Jepang vs Irak di Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.


Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

1 hari lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.


Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.


Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

2 hari lalu

Salah satu menu baru Genki Suhi yang terinspirasi kuliner Fukuoka, Panko Prawn Sushi Roll, sushi isian udang berbalut panko renyah. TEMPO/Yunia Pratiwi
Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

Kuliner khas Fukuoka yang diadaptasi sesuai lidah orang Indonesia, seperti apa rasanya?